Langsung ke konten utama

Bantu Perang Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?


BOKO HARAM
adalah salah satu kelompok teroris paling ganas dan telah menjadi ancaman bagi Nigeria dan sub-wilayah Afrika Barat dalam beberapa tahun. Boko yang berasal dari Bahasa Hausa yang berarti Pendidikan Barat serta Haram yang berasal dari Bahasa Arab berarti terlarang. Sehingga, Boko Haram adalah kelompok yang menganggap Pendidikan barat adalah dosa dan menyatakan kebencian terhadap budaya dan nilai barat.

Ideologi Boko Haram adalah salah satu bagian doktrin Sunni-Salafi bahwa eksistensi Nabi Muhammad dikaitkan dengan pernyataan bahwa Islam adalah kepercayaan yang paling benar. Misi Ideologis mereka cukup jelas yaitu untuk membersihkan Nigeria dari pencemaran dan pendidikan barat dan menegakkan Syariah Islam di seluruh negara. Boko Haram hadir hanya untuk mewujudkan konteks upaya memurnikan Islam di Nigeria Utara sehingga tujuan utama kelompok ini adalah mendirikan negara Islam yang bebas dari budaya dan nilai barat, hal ini sangat sulit dan hampir tidak pernah tercapai. Kesuksesan Boko Haram dalam mencapai tujuan akan sangat sulit sehingga serangan terorisme tidak akan berhenti sebelum keinginan mereka terwujud.

Sejak berakhirnya Perang Saudara Biafra pada 1970, ketidakstabilan politik, kudeta militer dan krisis kemanusiaan semakin masif terjadi di Nigeria. Ditambah, Pemerintah Nigeria juga tidak mampu memberantas kelompok bersenjata, separatis dan kriminal seperti Bandit, IPOB, MEND dan salah satunya Boko Haram.

Pemberontakan yang berulang di Nigeria Utara merupakan hasil dari lingkungan politik Nigeria. Asal-usul Boko Haram bukan hanya dalam ideologi agama tetapi juga karena situasi ekonomi. Boko Haram percaya bahwa adanya pemerintah yang korup, karena pengaruh budaya dan nilai barat, adalah penyebab kemiskinan ini. Anak laki-laki dan perempuan muda yang bermigrasi dari pedesaan ke perkotaan untuk mencari kehidupan yang lebih baik, namun karena kurangnya kesempatan kerja, akhirnya berkontribusi pada konflik etnis agama, termasuk bergabung dengan Boko Haram.

Kelompok ini seperti menyediakan wadah bagi mereka yang kecewa, untuk menyerang sistem yang mereka percaya bertanggung jawab atas sistem mereka. Hal yang paling fatal adalah ketika Boko Haram mengetahui bahwa Negara barat seperti Inggris, Prancis, Rusia, dan terutama Amerika yang dianggap sebagai musuh mulai membantu Nigeria, sehingga banyak serangan yang makin gencar dilakukan oleh kelompok radikal ini, salah satunya di tahun 2013, Boko Haram membunuh tujuh warga negara asing yang diculik dari sebuah lokasi konstruksi di Nigeria.

Walaupun Boko Haram menargetkan Amerika sebagai musuh utama mereka, namun Respon dan Tindakan Amerika semakin agresif dalam membantu Nigeria seperti memberi bantuan kemanusiaan, logistik dan intelijen kepada pasukan Nigeria termasuk pelatihan, peralatan, kendaraan, pesawat tak berawak dan penasihat militer. Amerika juga memberlakukan sanksi ekonomi, politik dan hukum terhadap negara yang mendukung dan memberi perlindungan kepada Boko Haram. Amerika membantu dan mendorong pemerintah untuk membuka dialog dan forum sebagai kerjasama antar kelompok agama dan etnis dalam memerangi Boko Haram.

Terlepas dari semua bantuan Amerika terhadap Nigeria, asumsi internasional semakin beredar bahwa Amerika melalui aksinya terkesan “all-in” mengingat Nigeria adalah pilar dan negara terkaya di Afrika dengan sumber daya minyak, gas dan mineral yang melimpah. Amerika ingin mengamankan akses dan pengaruhnya di Afrika yang juga menjadi target dari negara-negara saingan seperti China, Rusia dan Perancis. 

Terbukti pada tahun 2007, Amerika yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan operasi militer di Afrika, membangun Komando Afrika (AFRICOM) sehingga terdapat intervensi militer baik langsung maupun tidak langsung yang dilakukan Amerika terhadap konflik Afrika, salah satunya di Nigeria. Negara di kawasan Afrika, walaupun mereka memiliki banyak sumber daya alam, namun mereka memiliki mis-manajemen sumber daya manusia yang sangat fatal sehingga mereka terkesan tidak mampu berdiri sendiri dan selalu bersedia digendong oleh negara besar lainnya termasuk Amerika.

Dalam hal ini, Amerika ‘memanfaatkan’ konflik Nigeria-Boko Haram berkedok ‘membantu’ agar sekiranya kerjasama politik, keamanan dan yang paling penting adalah ekonomi dapat berjalan dengan lancar. Disamping itu juga, sangat terlihat jelas bahwa Amerika mempromosikan ideologi dan nilai Amerika seperti demokrasi, hak asasi manusia dan liberalisme dalam isu Nigeria ini.

Oleh: Winny Christin Pritama Silaen
NIM: 2170750053
Universitas Kristen Indonesia - Fisipol - Hubungan Internasional
Email: winnysilaen29@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BRIN dan Jamur Cikuda Nusantara Sepakat Kembangkan Teknologi AMCS

IKAFASAS -  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Elektronika (PRE) – Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) telah mengembangkan teknologi   Autonomous Monitoring and Controlling System  (AMCS). AMCS merupakan perangkat yang berfungsi untuk melakukan pemantauan dan kendali terhadap kondisi lingkungan pertanian. Untuk mengetahui kinerja teknologi AMCS yang telah dikembangkan di lingkungan yang sebenarnya, PRE OREI – BRIN bermitra dengan PT Jamur Cikuda Nusantara. Di lahan budidaya jamur milik PT Jamur Cikuda Nusantara inilah, teknologi AMCS akan diterapkan. Kesepakatan antara kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama oleh Yusuf Nur Wijayanto selaku Kepala PRE dan Maria Ekaristi Sushintawati selaku Direktur Utama PT. Jamur Cikuda Nusantara di Gedung 124 KST BJ Habibie Serpong pada Rabu (29/5/2024). “Kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok Riset  Secured Electronic Design  dengan PIC dari kerjasama ini ...

UKI dan CUCAS Perkuat Kerja Sama, Peluang Bisnis Kini di Depan Mata

Foto bersama UKI dan CUCAS IKAFASAS -   Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta baru saja menggelar pertemuan bersama dengan China’s University and College Admission System (CUCAS). Pertemuan tersebut digelar di Gedung Rektorat UKI, Jakarta, Jumat (19/7/2024). Agenda pertemuan itu adalah untuk memperkuat kerja sama antara UKI dengan CUCAS. Diharapkan, lewat kerja sama tersebut, SDM Indonesia akan semakin siap dan tangguh ketika akan bekerja pada perusahaan-perusahaan Cina yang akan segera berinvestasi di Indonesia. Dalam pertemuan, CUCAS diwakili Profesor Grand Wu yang membawahi bidang kerja sama antara Cina dan Indonesia. Sedangkan dari UKI, hadir antara lain Rektor UKI Profesor Dhaniswara Hardjono, Wakil Rektor Ied Veda Sitepu, Wakil Rektor Hulman Panjaitan, Dekan Fakultas Sastra dan Bahasa Susanne Sitohang, Dewi Sulistyowati Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, serta Ketua Ikatan Fakultas Sastra dan Bahasa (Ikafasas) UKI, Basilio Dias Araujo, yang saat ini juga di...

Catat, UKI Kampus Unggul: Kedepankan Kolaborasi Internasional

IKAFASAS - Berkaitan dengan pemberitaan pada salah satu media, pada Kamis, 21 Maret 2024, pukul 20.25 WIB dengan judul berita : “Termasuk UKI ? Ini Daftar 33 Universitas Terlibat Perdagangan Orang Modus Magang Mahasiswa di Jerman” (dengan melampirkan gambar bendera merah putih dan bendera Universitas Kristen Indonesia (UKI). Hal mana pemberitaan tersebut berawal dari Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Mabes Polri yang mengungkap kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus pengiriman program magang mahasiswa ke negara Jerman melalui program Ferienjob.  Berikut kami sampaikan klarifikasi kepada masyarakat: Kerja sama UKI dengan PT. Sinar Harapan Bangsa ditandatangani sebagai bagian dari program kerja sama UKI, namun kegiatan pengiriman mahasiswa tidak diteruskan karena surat edaran Dirjen Dikti Kemdikbudristek RI yang menyatakan progam tersebut dihentikan. Sebagai institusi Pendidikan Tinggi yang tunduk program pemerintah, UKI patuh pada surat edaran tersebu...