Langsung ke konten utama

Di Kampus UKI, Duta Besar Ukraina Berikan Gambaran Kondisi Ukraina Pasca Perang


IKAFASAS
- Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Ivanovich Hamianin membahas ketahanan Ukraina pasca perang Rusia- Ukraina, di hadapan mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia (UKI). 

Kegiatan bertajuk ‘Diplomatic Luncheon 2024: Building Peace Over Dialogue & Dining’, dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 2024 di Auditorium Graha William Soeryadjaya UKI Cawang oleh Pusat Kajian Center for Securities & Foreign Affairs Studies (CESFAS) UKI.

Pada kegiatan ini mahasiswa Prodi Hubungan Internasional Fisipol UKI melakukan dialog langsung dengan Dr. Vasyl Ivanovich Hamianin mengenai kondisi Ukraina.

“Tantangan yang dihadapi Ukraina ketika perang berakhir adalah persatuan negara, bagaimana membangun kebangsaan dan persaudaraan. Karena jika tidak ada rasa kebangsaan dan cinta tanah air, maka akan terpecah belah dari dalam dan akan berujung kepada kehancuran. Ukraina harus memastikan Sumber Daya Manusia dapat membangun kembali negaranya,” ujar Dr. Vasyl.

Menurut Dr. Vasyl, Ukraina harus menciptakan lingkungan kerja yang baik dan menjamin masa depan warganya. ”Yang terpenting adalah lingkungan hidup yang aman, dan menjalani hidup yang normal. Jadi prioritas utama Ukraina adalah untuk menciptakan kehidupan yang normal bagi warga Ukraina,” jelasnya.

“Saat ini pembangunan Ukraina membutuhkan banyak uang, kota-kota banyak yang rata dengan tanah karena serangan Rusia. Banyak tanah yang digunakan untuk pertanian juga hancur dan membutuhkan biaya yang besar untuk membenarkannya. Maka kami membutuhkan investor untuk membangun kota, infrastruktur jalan, serta meningkatkan kualitas edukasi dan kesehatan. Kami mengundang investor dapat menciptakan lingkungan yang baik di Ukraina,”tambahnya.

”Saat ini Ukraina berfokus pada pendidikan tingkat tinggi, karena generasi muda merupakan masa depan bangsa. Ukraina menawarkan komunikasi dan membangun dialog antar universitas yang bisa dimulai dari zoom meeting dan perlahan-lahan ke pertukaran mahasiswa. UKI dan perguruan tinggi di Ukraina bisa berkembang bersama dengan pertukaran peneliti dan ahli sehingga mengembangkan pengetahuan antar 2 negara,” kata Doktor Vasyl.

Dekan Fisipol UKI, Dr. Verdinand Robertua, M.Soc.Sc. bersama Wakil Rektor UKI bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Dr. Ied Veda Sitepu menyambut baik kehadiran Dr. Vasyl Ivanovich Hamianin. “ UKI bisa melakukan kerjasama dengan Ukraina dengan melakukan pertukaran pelajar atau penelitian bersama sebagai titik awal daripada kerja sama antara Ukraina dengan Indonesia,” kata Dr. Verdinand.

Kegiatan ini juga menghadirkan Leonard F. Hutabarat, Ph.D. (Konsul Jenderal RI di Toronto, Kanada 2018-2021) sebagai pembawa materi etika dan etiket seorang diplomat. Kegiatan ditutup oleh Darynaufal Mulyaman, M.Si., selaku Direktur CESFAS UKI, dengan harapan bahwa kegiatan ini dapat semakin melengkapi skill dari lulusan Prodi HI UKI dalam bidang diplomasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BRIN dan Jamur Cikuda Nusantara Sepakat Kembangkan Teknologi AMCS

IKAFASAS -  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Elektronika (PRE) – Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) telah mengembangkan teknologi   Autonomous Monitoring and Controlling System  (AMCS). AMCS merupakan perangkat yang berfungsi untuk melakukan pemantauan dan kendali terhadap kondisi lingkungan pertanian. Untuk mengetahui kinerja teknologi AMCS yang telah dikembangkan di lingkungan yang sebenarnya, PRE OREI – BRIN bermitra dengan PT Jamur Cikuda Nusantara. Di lahan budidaya jamur milik PT Jamur Cikuda Nusantara inilah, teknologi AMCS akan diterapkan. Kesepakatan antara kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama oleh Yusuf Nur Wijayanto selaku Kepala PRE dan Maria Ekaristi Sushintawati selaku Direktur Utama PT. Jamur Cikuda Nusantara di Gedung 124 KST BJ Habibie Serpong pada Rabu (29/5/2024). “Kegiatan ini diinisiasi oleh Kelompok Riset  Secured Electronic Design  dengan PIC dari kerjasama ini ...

UKI dan CUCAS Perkuat Kerja Sama, Peluang Bisnis Kini di Depan Mata

Foto bersama UKI dan CUCAS IKAFASAS -   Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta baru saja menggelar pertemuan bersama dengan China’s University and College Admission System (CUCAS). Pertemuan tersebut digelar di Gedung Rektorat UKI, Jakarta, Jumat (19/7/2024). Agenda pertemuan itu adalah untuk memperkuat kerja sama antara UKI dengan CUCAS. Diharapkan, lewat kerja sama tersebut, SDM Indonesia akan semakin siap dan tangguh ketika akan bekerja pada perusahaan-perusahaan Cina yang akan segera berinvestasi di Indonesia. Dalam pertemuan, CUCAS diwakili Profesor Grand Wu yang membawahi bidang kerja sama antara Cina dan Indonesia. Sedangkan dari UKI, hadir antara lain Rektor UKI Profesor Dhaniswara Hardjono, Wakil Rektor Ied Veda Sitepu, Wakil Rektor Hulman Panjaitan, Dekan Fakultas Sastra dan Bahasa Susanne Sitohang, Dewi Sulistyowati Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin, serta Ketua Ikatan Fakultas Sastra dan Bahasa (Ikafasas) UKI, Basilio Dias Araujo, yang saat ini juga di...

Mahasiswa UKI Juara 1 Lomba Debat NUDC 2024

IKAFASAS - Mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Fransiska Anastasia Hutabarat dan Ramazan Bayram Sofiano, berhasil menjadi Juara 1 National University Debating Championship (NUDC) 2024.  Keduanya akan menjadi salah satu tim perwakilan Indonesia yang dikirim ke ajang World University Debating Championship (WUDC) Tahun 2025. Dengan mengusung tema “Merdeka Berprestasi, Talenta Debat Menginspirasi”, NUDC Tahun 2024 dilaksanakan secara luring dari tanggal 26 Mei – 2 Juni 2024 di Universitas Terbuka, Tangerang Selatan. Sejumlah 112 universitas yang mengikuti NUDC Nasional 2024, yang terdiri atas pemenang NUDC tingkat wilayah yang mewakili 16 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) seluruh Indonesia. Tim UKI merupakan salah satu dari perwakilan LLDikti III Wilayah II.  Format debat NUDC yang digunakan adalah format debat parlemen Inggris, yang ditujukan agar para peserta bukan hanya mampu mengungkapkan ide dalam bahasa Inggris, namun juga menguasai pengetahuan global, d...